Tetapi (Tape Talas Pandan Hijau): Inovasi dan Peningkatan Kualitas Pada Tape Talas dengan Daun Pandan
Abstract
Talas mengandung karbohidrat yang cukup tinggi sehingga cocok diolah menjadi tape, dimana tape merupakan makanan tradisional hasil fermentasi, yang menghasilkan rasa manis karena adanya penguraian pati menjadi gula. Keberagaman olahan berbahan dasar talas diperlukan untuk menunjang eksistensi dari talas sebagai makanan tradisional. Tape dengan aroma dan rasa daun pandan jarang ditemui di pasaran. Penambahan daun pandan pada bertujuan untuk menambah cita rasa, aroma, dan meningkatkan kualitas tape karena adanya kandungan antimikroba. Pembungkusan dengan daun pisang dianggap lebih efekif, karena daun pisang mengandung antioksidan yang mampu meningkatkan kualitas dari tape itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap TETAPI baik dari segi rasa, tekstur, aroma, serta warna, lama fermentasi tape yang paling efektif, dan lama simpan TETAPI. Penyusunan artikel ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data didapatkan dari hasil uji dan dari berbagai referensi yaitu jurnal penelitian, buku, dan artikel ilmiah bersumber dari internet berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa TETAPI membutuhkan fermentasi selama dua hari dua malam agar mendapatkan rasa, tekstur, dan aroma yang enak, serta TETAPI yang dibungkus dengan daun pisang lebih disukai dan mempunyai daya simpan yang cukup lama daripada TETAPI yang dibungkus dengan kantong plastik.
References
Anisa, F. A., & Nurwantoro. (2017). Mutu Kimia dan Organoleptik Tape Hasil Fermentasi Ubi Talas Kimpul (Xanthosoma sagittifolium) dengan Berbagai Konsentrasi ragi. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 6(1), 43–47.
Asmara, W. G. (2019). Pengaruh Presentase Ragi terhadap Kadar Alkohol dan Organoleptik Tape Uwi (Dioscorea alata. L.). Universitas Islam Negeri Lampung Raden Intan.
Dewanti, N. I., & Sofan, F. F. (2017). Aktiviitas Farmakologi Ekstrak Dun Pandan Wangi (Pandanus amarylifolius). Farmaka Suplemen, 15(2), 186–193.
Fitriyanah, L. (2007). Pengaruh Pemberian Inokulum Murni Saccharomyces cereviceae dan Lama Fermentasi terhadap Kualitas Ilmiah dan Organoleptik Tape Ubi Jalar (Ipomoae batatas L.). Universitas Islam Negeri Malang.
Hafidhul, H. (2008). Pengaruh Lama Fermentasi terhadap Kadar Alkohol Tape Ketan Hitam (Oryza Sativa L. Var forma glutinosa) dan Tape Singkong (Manihot Utillisima pohf). Universitas Sumatera Utara.
Kartika, B., Guritno, A. D., Purwadadi, D., & Ismoyowati, D. (1991). Petunjuk Evaluasi Produk Industri Hasil Pertanian. PAU Universitas Gajah Mada.
Pratiwi, T. E. (2019). Pengaruh Lama Fermentasi dan Perbedaan Pembungkusan terhadap Kadar Etanol Karbohidrat dan Kesukaan Panelis terhadap Tapai Sukun (Artocarpus altilis). Universitas Sanata Dharma.
Rukmana, & Yuniarsih. (2001). Aneka Olahan Ubi Kayu. Kanisius.
Sanjaya, A. R., Mulyati, A. H., & Citroreksoko, P. (2018). Diversifikasi Talas Bogor (Colocasia Esculenta (L) Schott) sebagai Upaya Olahan Produk Tapai Khas Bogor. Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar Dan Lingkungan Hidup, 18(2), 72–77.
Santoso, A., & Prakosa, C. (2010). Karakteristik Tape Buah Sukun Hasil Fermentasi Penggunaan Konsentrasi Ragi yang Berbeda. Magistra, 73(1), 48–55.
Sarwono. (2005). Membuat Tempe dan Oncom (29th ed.). Penebar Swadaya.
Silalahi, M. (2018). Pandanus Amarylifolius Roxb (Pemanfaatan dan Potensinya sebagai Pengawet Makanan). Jurnal Pro Life, 5(3), 626–636.
Simbolon, K. (2008). Pengaruh Konsentrasi Ragi Tape dan Lama Fermentasi terhadap Mutu Tape Ubi Jalar. Universitas Sumatera Utara.
Siregar, N. S. (2014). Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13(2), 38–44.
Tarigan. (1998). Pengantar Mikroba Umum. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembanga Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidik.