DAKWAH INTEGRATIF RADEN JAYENGRONO DI KABUPATEN PEDANTEN PONOROGO ABAD KE-18 M

  • Muhammad Irfan Riyadi IAIN Ponorogo
  • Syahrul Hakiki IAIN Ponorogo

Abstract

Dakwah integrative merupakan strategi dakwah yang mengedepankan pola integrasi antara sosio kultural Islam dengan sosiokultural masyarakat obyek dakwah, membumikan Islam yang dikemukakan Gus Dur adalah salah satu model dakwah ini. Kesuksesan Walisanga dalam dalam proses Islamisasi Jawa era Demak dan setelahnya adalah bukti akurasi dakwah integrative sehingga tercipta kondisi penetration pacifique. Raden Jayengrono, seorang santri dari kalangan ningrat telah melakukan dakwah integrative, baik saat bermukim sebagai santri di Pondok Kranggan Sukorejo, atau setelah menjabat sebagai Bupati Pedanten (Kitho Kidul) di Ponorogo, maupun masa tuanya di Pulung Sari (Pulung Merdika). Tujuan penelitian ini adalah mengungkap bagaimana pola dakwah integrative yang dilakukan Raden Jayengrono sehingga tercapai kesuksesan dalam Islamisasi di Ponorogo tenggara. Untuk melakukan penelitian ini penulis menggunakan dua pendekatan. Yaitu pendekatan deskriptif kualitatif dan pendekatan historis dengan data dokumen, situsmaupu sumber lisan. Teori yang diterapkan adalah integrasi Talcott Parson, secara terbatas. Pada akhir penelitin diperoleh kesimpulan bahwa Raden Jayengrono telah menerapkan dakwah integrative,  : 1) Memberi keteladanan kehidupan yang Islamy, sabar dan santun, 2) memanfaatkan kekuasaannya untuk aktif berkeliling ditengah masyarakat dakwahnya sehingga digelari Kyai Sambang Dalan, 3) Menggunakan media kekuatan mistis Islamis untuk mengalahkan kekuatan jahat pra Islam, 4) menggunakan media seni gamelan, wayang, kidung Jawa untuk berdakwah, 5) menggunakan media masjid dan terbangan untuk mengajarkan syariat dan amalan Islam, 6) mengajarkan terus bersyukur kepada Alloh dengan sedekah, baik kenduri maupun selamatan. Strategi dakwah integratif ini terbukti sangat sukses mengantarkan masyarakat kejawen untuk taat terhadap ajaran Islam. Sehingga sangat layak pola dakwah integratif terus diterapkan ditengah masyarkat yang majemuk.

References

Abuzaid, Nashar Hamid. Mafhûm an-Nash Dirâsah fi‘Ulûm al-Qur’an (Tekstualitas al-Qur’an: Kritik Terhadap Ulumul Qur’an), Terj. Khoiron Nahdliyin, Yogyakarta: LKiS, 2013.
Algemeene Verslag der Residentie Madoen 1839.
Anonim, Babad Kadiri, Kediri: Tan Khoen Swie, tt.
Any, Anjar. Raden Ngabehi Ranggawarsita, Semarang: Aneka Ilmu, 1980
Azis. M. Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2004
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008.
Blog pemerintah kecamatan Sawoo Sunan Kumbul, https://sawoo.ponorogo.go.id
Gottschalk, Luis, Mengerti Sejarah. (terj.) Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI-Press, cet.4, 1985.
Hasil Observasi Situs masjid dan makam Jayengranan Pulung.
Hasil Observasi Situs Masjid dan makam Tegalsari.
Hasil Observasi Situs Petilasan Sumur Bandung.
Hasil Observasi Situs Petilasan Sunan Kumbul Sawoo.
Hasil Wawancara Khairu Raziqin, pejabat desa Kranggan, kecamatan Sukorejo.
Hasil Wawancara Muhammad Saroso, jurukunci sekaligus keturunan Jayengrana di Pulung.
Hasil Wawancara Sutarji, Pejabat desa Pedanten, Ronosentanan, Siman.
Kalamwadi, Serat Darmo Gandul, Semarang: Dahara Prize, 2003,
Lahudin, Muhlisina, Babad Sewulan: Bagus Harun Basyariyah, (Surabaya: Quantum, 2021)
Mahrudin, “Integrasi Sosial dan Budaya Antar Suku Penggembala Laut dan Masyarakat Pesisir Suku Buton (Studi Kasus Di Kecamatan Talaga Raya Kabupaten Buton), Jurnal Al-Izzah, Vol. 8 No. 1 Juni 2013.
Nurkholis dan Ahmad Mundzir, Menapak Jejak Sulthanul Auliya: Sunan Bonang, Tuban: Mulia Abadi, 2013
Purwowijoyo, Babad Ponorogo jilid III dan IV, Ponorogo: Dinas Pariwisata dan Senibudaya, 1985.
Radyapustaka, Babad Kartasura Pacino, (tt. Museum Radyapustaka).
Rahayu, Dwi Puji dan Asep Yudha Wirajaya, “Hikayat Susunan Kuning Dalam Negeri Gagelang: Sebuah Tinjauan Historiografi” Jurnal Jumantara, vol. II no. 1 tahun 2020.
Ricklefs, M.C., The Seen and unseen Worlds in Java, 1726-1749. History Literature and Islam in The Court of Pakubuwana II. Honolulu: University of Hawaii Press, 1998.
Sarmino dan Husein Haikal, “Segi Kultural ReligiusPerpindahan Keraton Kartasura ke Surakarta”, Jurnal Penelitian dan Evaluasi, no. 4, tahun III, 2001.
Sharrock. Culf W.W. (et-al), Perspectives in Sociology, London Routledge, 1998.
Strauss, Anselm and Juliet Corbin, Basics Of Qualitative Research, Terj. Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003.
Suwignyo, Agus dan Bahauddin, “Politik Pemerintahan Dan Kebijakanatas Ruang Dalam Penetapan Ibukota-Baru Kabupaten Madiun: Menemukan Posisi Caruban 1830-2017 M”, Jurnal Sejarah Indonesia, Vol. 1,No. 1, hal 80-103, MEI 2018
Talcot Parsons, Theories of Society: Foundation of Modern Sociological Theory, vol. II, New York: The Free Press, 1961.
Ummatin, Khoiro. Sejarah Islam dan Budaya Lokal, Yogyakarta: kalimedia, 2015.
Wahid, Abdurahman. Pergulatan Negara, Agama, dan Kebudayaan, Depok: Desantara, 2001.
Yasadipura I, Babad Geger Pacinan, Museum Radya Pustaka Yogyakarta.
Published
2021-09-16
How to Cite
RIYADI, Muhammad Irfan; HAKIKI, Syahrul. DAKWAH INTEGRATIF RADEN JAYENGRONO DI KABUPATEN PEDANTEN PONOROGO ABAD KE-18 M. Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era, [S.l.], v. 1, n. 1, p. 343-359, sep. 2021. ISSN 2808-4675. Available at: <https://prosiding.iainponorogo.ac.id/index.php/ficosis/article/view/94>. Date accessed: 26 apr. 2024.