PENGARUH AFILIASI ORGANISASI TERHADAP IDEOLOGI PERGURUAN TINGGI IAIN PONOROGO

Abstract

Artikel ini mewakili dan menjawab respon dari kekhawatiran sebagian mahasiswa IAIN Ponorogo yang bukan berafilisiasi dari organisasi Nahdatul Ulama (NU). Karena banyak ideologi NU yang diambil dijadikan pedoman pada kampus tersebut seperti menyanyikan lagu Yaa Lal Wathan setiap acara resmi, meggalakkan mahasiwa agar masuk pada organisasi pergerakan mahasiswa Islam Indonesia (PMII), organisasi muslimat, ziarah makam dan lain sebagainya. Jika ditelusuri lebih dalam segenap civitas akademika IAIN Ponorogo mayoritas berafilisisasi pada NU. Hal tersebut memang tidak bisa disalahkan, karena selama tidak mengganggu visi, misi dan tri dharma perguruan tinggi IAIN Ponorogo tidak menjadi masalah. Dengan seiring berjalannya waktu ternyata timbul masalah signifikan membuat klaim bahwa kampus IAIN Ponorogo adalah kampus NU, Padahal dibawah naungan KEMENAG RI yang mengharuskan netral dari golongan manapun. Mahasiwa dan dosen yang tidak berafilisiasi NU merasa dikucilkan dan diharuskan untuk mempelajari idelogi NU secara tidak sadar. Dari ranah mahasiswa, organisasi intra kampus seperti HMJ, SEMA dan DEMA semua dipegang oleh mereka yang berlatar belakang NU. Penelitian ini akan memberikan jawaban atas permasalahan tersebut agar moderasi yang ada dilingkungan kampus IAIN Ponorogo tetap terjaga harmonis. Penelitian ini adalah kualitatif, dengan mengambil sample contoh peristiwa dan peraturanperaturan di kampus IAIN Ponorogo yang dianggap tidak netral dan wawancara terhadap mahasiswa dan dosen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang berafilisasi NU lebih aktif daripada yang bukan, jadi maraknya mayoritas NU yang ada di lingkungan civitas akedemika IAIN ponorogo karena mereka lebih aktif berorganisasi, aktif kegiatan dan lain sebagainnya. Maka, wajar saja jika tiap pemilihan ketua, pejabat, panitia atau organisasi. Yang terpilih adalah mereka yang berafilisiasi NUU