MENGUAK TABIR SITUS WATU DUKUN SEBAGAI JEJAK SEJARAH PENINGGALAN RAJA AIRLANGGA
Abstract
Peninggalan sejarah di suatu daerah adalah saksi bisu dari peradaban dan kebudayaan yang pernah ada di wilayah tersebut. Peninggalan sejarah tersebut memiliki nilai sejarah, budaya, estetika, ilmiah, dan ekonomi yang tinggi. Layaknya penemuan sejarah yang lain Situs Watu Dukun juga memiliki alur yang masih berhubungan dengan sejarah klasik masa Hindu Buddha Kerajaan Medang Kamulan saat masa kepemimpinan raja eirlangga. Dalam penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui secara mendalam terkait bagaimana sejarah terkait situs watu dukun yang diyakini sebagai jejak peninggalan raja airlangga semasa memimpin kerajaan medang kamulan yang bertempat di Desa Pagerukir Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sekitar Situt Watu Dukun mempercayai bahwa situs tersebut merupakan peninggalan Raja Airlangga disaat melarikan diri saat peristiwa paralaya. Peninggalan yang dijadikan bukti bahwa Situs Watu Dukun sebagai tempat bertapa Raja Airlangga adalah berupa batu besar bertuliskan huruf Jawa Kuno. Selain itu ada juga batuan seperti balok altar dan 4 batu kursi, batu salju, batu berudak, batu suci serta batu menyerupai ranjang. Selain itu terdapat sendang sebagai tempat persucian diri yang berada di sebrang jalan situs watu dukun.